Kamis, 02 Oktober 2014

sosiologi pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.
Memiliki hubungan dengan orang lain sangtlah penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, sekolah, ataupun dalam kehidupan bermasyarakat. Berbicara masalah hubungan dalam dunia pendidikan maupun sekolah tidak terlepas dari hubungan antara pendidik dengan anak didik,hubungan itulah yang dimaksud dengan mengalami suatu kontak sosial. Kontak sosil sangatlah penting dalam hubungan pendidik dengan anak didik, dengan kontak sosial mereka bisa memahami dan mengerti karakter maing-masing, karena seriap pendidik maupun anak didik memiliki karakter yang berbeda-beda.
Disamping itu kontak sosial yang baik akan mempermudah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, semua itu tergantung dari hubungan antara tenaga pendidik dengan anak didik yang bersangkutan. Dari kontak sosial tersebut akan menumbuhkan suatu proses sosial, yang didalamnya akan terjadi hubungan antara satu dengan yang lainnya, proses itu yang disebut dengan suatu interaksi.
Memahami dengan baik mengenai kontak sosial, proses, maupun interaksi sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran, jika hubungan dengan anak didik berjalan dengan baik, maka pendidik akan lebih mudah mengarahkan anak didik menuju tujuan pembelajaran, namun jika hubungn pendidik dengan anak didik sudah tidak berhasil, maka anak didik akan menumbuhkan rasa benci dalam hati kepada pendidik, jika sudah seperti itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran akan mengalami kendala.
Disamping itu kita harus memahami dengan baik mengenai jenis kontak sosial, supaya kita bisa memahami anak didik kita, dari kontak sosial dalam keluarga, yang merupakan kontak sosial pertama yang dijalani oleh seorang anak, disini peran orang tua memiliki peranan yang sangat mendasar dalam pertumbuhan anak, memberikan bimbingan dasar, sebagai bekal anak yang bersangkutan. Kemudian anak akan menuju pada kontak sosial yang kedua yaitu dunia pendidikan atau sekolah, disini anak akan bertemu dengan tenaga pendidik dan teman-teman sebaya yang lainnya, anak akan belajar berinteraksi dengan orang lai dlam sekolah tersebut, ank akan terus tumbuh kemudian menjalani kontak sosial dalam kehidupan bermasyarakat,bergaul dalam masyarakat, menjalani aturan-aturan dalam masyarakat, serta menjalani suatu pendidikan yang meluas, itulah bagaimana pentingnya kita memahami kontak sosial dana jenisnya secara lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana kontak sosial anak didik?
1.2.2.   Apakah jenis kontak sosial edukatif ?

1.3 Tujuan
            1.3.1. Uuntuk mengetahui bagaimana kontak sosial anak didik.
            2.3.2  Untuk mengetahui jenis kontak sosial edukatif.

1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi mahasiswa sekaligus sebagai calon guru, supaya bisa mengerti dengan baik     mengenai  bagaimana cara menjalani kontak sosial anak didik dengan baik supaya pesan yang akan kita sampaikan kepada anak didik bisa dimengerti dengan baik, disamping itu kita juga perlu mengetahui jenis kontak sosial edukatif, supaya kita bisa memahami tahapan kontak sosial yang akan dijalani.
1.4.2. Bagi penulis hendaknya dapat lebih memahami tentang kontak sosial anak didik dan jenis kontak sosial edukati


      BAB II
                      PEMBAHASAN

ANAK DIDIK DAN KONTAK SOSIAL –EDUKATIF
2.1 Kontak Sosial Anak Didik
Dalam suatu hubungan kontak sosial akan terjadi proses sosial, yang dimaksud dengan proses sosial adalah terjadinya hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Proses hubungan terebut berupa hubungn iteraksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Interaksi sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua belah pihak antara individu dengan individu , maupun antara kelompok dengan kelompok untuk mencapai suatu tujuan.
Interaksi dapat diklasifikasikan menjadi 3 antara lain :
a.       Yang melibatkan dalam sejumlah orang, misalnya :
Ø  Seorang dengan seorang
Ø  Seorang dengan group
Ø  Group dengan group
b.      Ada tingkat-tingkat keintiman, misalnya ada yang bersifat primer, ada yang bersifat skunder
c.       Ada yang berproses sosial. Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk proses sosial, ada yang berbentuk positif, ada juga yang berbentuk negatif. Yang positif dinamakan integrasi atau associatif proses, yaitu proses yang menyatukan. Edangkan yang negatif dinamakan disintegrasi atau disassociatif process, yaitu proses yang memisahkan. Yang termasuk proses menyatukan yaitu : coperation (koperasi), consensus (kerja sama), assimilation (assimilasi). Sedangkan yang termasuk proses memisahkan yaitu : conflict (persengketaan ) dan competisi (persaingan).
Disamping itu terdapat beberapa faktor psikologik dalam suatu interaksi sosial, antara lain :
1.      Faktor imitasi adalah dorongan untu meniru orang lain
2.      Faktor sugesti adalah dorongan bagi seseorang untuk melakukan atau bersikap seperti yang diharapkan oleh pemberi sugesti.
3.      Faktor identifikasi adalah faktor yang mendorong untuk menjadi identik dengan orang lain.
4.      Faktor simpati adalah faktor perasaan rasa tertarik kepada orang lain.


Menurut Matthe J. Hornsey dan Michael A. Hogg  tahun 2000 membedakan  asumsi dan multikulturalisme terletak pada perbedaan asumsi berkaitan dengan konsekuensi persamaan dan perbedaan hubungan antar kelompok, seperti yang dikatakan Hornsey dan Hogg yakni “hubungan antar kelompok, terutama asimilasi( pembauran ) sejalan dengan hipotesis Byrne pada tahun 1971 tentang similarity-attraction yang sering diasumsikan dan digeneralisasikan terhadap konteks antar kelompok .
Dalam dunia pendidikan atau sekolah, kontak sosial merupakan salah satu sarana mencapai hasil pendidikan yang diharapkan. Kontak sosial disebut jug pergaulan sosial, antara pendidik dengan anak didik yang memumgkinkan timbulnya rasa senang dan cinta anak didik dari pendidik atau sebalikny. Disamping seorang pendidik mengetahui tentang karakter dari pendidiknya, namun disini anak didik melalui kontak sosial itu dapat mengetahui secara langsung apa yang ada pada pendidik, kecintaannya, rasa sosialnya,dan dedikasinya. Kesempatan kontak sosial wajib diadakan dn dipergunakan sebaik-baiknya, karena kontak langsung menimbulkan interaksi yang wajar antara kekuasaan pendidik dan ketaatan anak didik.
Didalam mendidik atau proses pendidikan seorang pendidik harus mempunyai kewibawaan dan kinerja yang profesional sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar berkompeten sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam suatu proses kontak sosial akan terjadi pergaulan , yang dimaksud dengan pergaulan yaitu kontak langsung antara individu dengan individu yang lain, atau antara pendidik dengan anak didik. Suatu pergaulan dapat memudahkan usaha bimbingan dan pertolongan supaya dapat dilaksanakan dengan baik. Pergaulan dapat dibedakan menjadi :



                                                            pergaulan
SIAPA
Anak   - orang dewasa
Orang dewasa   -  orang dewasa
PERGAULAN
Ekonomis yang tidak ekonomis
Seni bukan seni
Pedagogis dan bukan pedagogis

 
BIDANGNYA
Ekonomis
Seni
pedagogis

           

Pergaulan biasa
Pergaulan pedagogis
 





Syarat pergaulan padagogis antara lain :
a.       Pergaulan antara anak dengan orang dewasa.
b.      Di dalam pergaulan ada pengaruh.
c.       Ada maksud dan tujuan secara sadar untuk anak ke arah kedewasaan.
Menurut M.J. Langeveld pergaulan merupakan ladang atau lapangan yang memungkinkan terjadinya pendidikan. Suatu pendidkan tidak hanya terjadi pada orang dewasa dengan orang yang belum dewasa, namun ada kalanya pergaulan oarang dewasa dengan orang dewasa akan memunculkan proses pendidikan, hanya saja letak tanggung jawab berada pada orang yang menerima atau diberi.
Pergaulan antara sesama anak didik tidak akan memunculkan suatu pendidikan, karena tidak memiliki sumbangan bagi perkembangan rohani bagi anak didik, disamping itu karena belum adanya rasa tanggung jawab diantara mereka.ada beberapa manfaat pergaulan, antara lain:
a.       Pergaulan memungkinkan terjadinya pendidikan.
b.      Pergaulan merupakan sarana untuk wawasan diri.
c.       Pergaulan menimbulkan cita-cita.
d.      Pergaulan itu memberi pengaruh seara diam-diam.
 Dulu suatu pendidikan  bersifat otoriter, yang artinya anak didikk harus menuruti segala perintah dan larangan, jika anak didik tidak mau menuruti, akan ada suatu hukuman yang diberikan, disinilah anak didik akan mau melaksanakan perintah itu, namun dalam hatinya akan tumbuh rasa takut, benci dan dendam.
Dengan adanya pendidikan seperti itu, maka rasa cinta antara peserta didik dengan anak didik tidak akan ada, sehingga akan tumbuh pergaulan yang tidak wajar . akibatnya anak didik akan merasa tertekan, tidak berani mengeluarkan isi hati, merasakan harga diri kurang dan minder. Namun pendidikan yang dulu bersifat otoriter itu pada akhir abad ke-19 berubah menjadi pendidikan yang lunak, pndidikan yang hanya membiarkan anak didik untuk berkemabang sendiri, anak dimanjakan, kesulitan yang dihadapi anak diatasi oleh pengasuhnya, sehingga anak akan menjadi canggung, dan dapat mengakibatkan harga diri menjadi kurang. Aliran pendidikan yang lunak yang dianut oleh M. Montessori yaitu semua keluar dari diri anak. Seorang pendidik mempunyai kekuasaan , karena keunggulannya dalam segala hal, namun kekuasaan yang dimaksudkan bukan seperti kekuasaan penegak hukum namun yang diperlukan adalah suatu kewibawaan.
Disamping itu hubungan saling mempercayai antara pendidik dengan anak didik sangat penting, bila pengawasan dilakukan dengan baik pengaruh positif akan didapat dari pergaulan. Disamping itu yang terpenting dalam pendidikan yaitu :
1.      Usaha sadar,  artinya ituasi pendidikan dilaksanakan atas kesadaran pendidik.
2.      Orang dewasa, artinya pelaksanaan pendidikan haruslah orang yang sudah dewasa.
3.      Disengaja, artinya proses pendidikan memamg sengaja direncanakan secara sistematis dan matang.
4.      Bertanggung jawab, artinya semua tindakan oendidikan harus dipertanggungjawabkan secara moral menurut kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku
5.      Dewasa sebagai tujuan, artinya psikis maupun fisik yang diwarnai oleh nilai-nilai bangsa, yakni pancasila dan UUD 1945
6.      Terus menerus, yang artinya pendidikan dilaksanakan secara berkesinambungan dan penidikan itu tidak ada hentinya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan ada unsur-unsur yang saling mempengaruhi yaitu : guru, murid, tujuan, metode, ikutan kegiatan dan penilaian yang diatur dengan baik agar peranannya berfungsi baik dan utuh. 
Dalam suatu proses pendidikan terdapat beberapa aspek pendidikan antara lain :
a.       Pendidikan budi pekerti. Budi pekerti atau akhlak adalah satu-satunya aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan.
b.      Pendidikan kecerdasan , merupakan tugas pokok dari sekolah.
c.       Pendidikam sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain disekitrnya.
d.      Pendidikan kewarganegaraan. Mendidik supaya bisa menjadi warga negara yang baik dan sempurna, berguna bagi masyarakat dan negara.
e.       Pendidikan keindahan dan estetika. Mendidik agar anak menjadi seniman dan seniwati dalam berbagai lapangan kesenian.
f.       Pendidikan jasmani. Bertujuan untuk mengembangkan sifat-sifat dan tabiat-tabiat yang baik, seperti jujur, disiplin, kerja sama dll
g.      Pendidikan agama, mengembangkan karakter religi kepada anak didik.
h.      Pendidikan kesejahtraan keluarga, yaitu untuk meningkatkan taraf kehidupan dan penghidupan keluarga untuk mencapai terwujudnya keluarga sejahtera seluruhnya.


2.2  . Jenis kontak sosial : keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Jenis dari kontak sosial terdiri atas tiga macam yaitu  pertama Kontak sosial di keluarga , yang didalamnya terdapat ayah, ibu, dan anak yang masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, dan di dalamnya terjadinya suatu interaksi satu sama lain. Keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotnya, dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengdakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Mengadakan konatak dengan saudarasaudaranya. Sampai anak memasuki sekolah. Keluarga memiliki fungsi. Menurut Oqbum fungsi keluarga itu antara lain :
1.      Fungsi kasih sayang.
2.      Fungsi ekonomi.
3.      Fungsi pendidikan.
4.      Fungsi perlindungan / penjagaan.
5.      Fungsi rekreasi.
6.      Fungsi status keluarga.
7.      Fungsi agama.
Menurut Bierstadt, keluarga berfungsi sebagai :
1.      Menggantikan keluarga.
2.      Mengatur dan menguasai impuls-impuls sexuil
3.      Bersifat membantu
4.      Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan.
5.      Menunjukkan status.

Kontak sosial yang kedua yaitu sekolah, yang merupakan lembaga pendidikan formal , terdiri dari guru(pendidik) dan murid-murid(anak didik), yang didalamnya terdapat interaksi antara pendidik dengan anak didik, begitu juga sebaliknya. Namun sebagai tenaga pendidik haruslah memiliki kewibawaan untuk mengarahkan anak didik menuju kedewasaan. Pada umumnya fungsi daripada  sistem pendidikan ada 2 yaitu :
1.      Bersifat stabilisasi/ stabilitas, yaitu suatu hal yang sifatnya stabil, tidak memungkinkan adanya perubahan. Misalnya : dengan majunya ekselarasi pembangunan dan modernisasi di butuhkan stabilisasi yaitu ekonomi dan politik harus stabil.
2.      Bersifat fluidity / fluiditas , bahwa pendidikan itu dimungkinkan adanya perubahan , baik mengenai stabilitas atau riilnya, maupun fluiditas atau idealnya. Keadaan apa saja yang kurang baik harus kita rubah . jadi fungsi pendidikan adalah mengeseimbangkan antara stabilitas dan fluiditas.  

Menurut M.J. Langeveld mengatakan pendidikan adalah usaha dari pihak orang dewasa untuk membantu mendewasakan anak-anak yang belum dewasa.Menurut Ngalim Purwanto pada tahun 1985 mendefinisikan dengan menyatakan bahwa pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmaninya ke arah kedewasaan.
Kontak sosial yang ketiga adalah masyarakat. Masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia dan merupakan lapangan pendidikan yang luasdan meluas, yaitu ada hubungan antara dua orang atau lebih tak terbatas. Tonnis membedakan pergaulan dalam :
1.      Gemeinschaft( persekutuan ), yaitu hubungan yang dibentuk oleh kodrat seperti hubungan antara seeorang dengan orang tua, dengan tokoh masyarakat, dengan pejabat, dengan tokoh agama, dan sebagainya.
2.      Gesselschaft(perbuatan), yaitu hubungan yang dibentuk oleh ikatan organisasi seperti hubungan seorang dengan pimpinan organisasi massa, organisasi kelembagaan, organisasi politik, organisasi koperasi, dan sebagainya.

Hubungan sekolah dan masyarakat, dapat dijelaskan bahwa masyarakat adalah kelompok sosial antar manusia yang tinggal di suatu tempat dan memiliki tujuan tertentu serta norma yang disepakati bersama. Unsur pokok dalam masyarakat adalah :
1.      Adanya unsur kelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu
2.      Mempunyai tujuan yang sama
3.      Mempunyai nilai dan norma yang yang ditaati bersama
4.      Mempunyai perasaan baik suka maupun duka.
5.      Mempunyai organisasi yang ditaati.

Sebagai salah satu lembaga masyarakat, untuk dapat menjalankan tugasnya sekolah perlu memerhatikan :
1.      Penyesuaian kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
2.      Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan riil dalam masyarakat.
3.      Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.
4.      Sekolah harus selalu berinteraksi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan kedua pihak akan terpenuhi.
5.      Sekolah sehausnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaruan tata kehidupan masyarakat.
Selain hal-hal diatas, terdapat empat macam yang bisa diperankan sekolah terhadap masyarakat, antara lain :
a.       Mencerdaskan kehidupan bangsa
b.      Membawa virus pembaruab bagi perkembangan masyarakat
c.       Melahirkn warga masyarakat yang siapa dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
d.      Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga teripta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Pada tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa pendidikan berdasarkan pancasila dan bertujuan , antara lain :
1.      Meningkatkan : ketakwaan terhadap Tuhan Yanga Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan
2.      Mempertinggi budi pekerti
3.      Memperkuan kepribadian
4.      Mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Berdasarkan rumusan diatas maka fungsi dan peranan sekolah terhadap masyarakat :
1.      Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Ynag Maha Esa
2.      Meningkatkan keerdasan
3.      Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meningkatkn produksi kerja
4.      Membentuk pribadi dan budi pekerti
5.      Melestarikan nilai-nilai terpuji dalam masyarakat
6.      Mengembangkan nili baru yang dinggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu, teknologi, dan modernisasi.
7.      Menanamkan dan mempertebal semangat kebangsaan
8.      Menghasilkan penemuan-penemuan sebagai bahan atau konsep pembangunan.

Agar prose pendidikan dapat berjalan dengan baik maka seorang pendidik memiliki ciri yaitu : ciri yang pertama yaitu memiliki wibawa atau kewibawaan . kewibawaan merupakan pengaruh positif normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Ciri kedua yaitu pendidik harus mengenak secara pribadi anak/peserta didik yng secra otomatis hafal nama asuhannya. Ciri ketiga yaitu pendidik harus membantu peserta didik dalam arti peserta didik terus-menerus dibantu melainkan pendidik harus mengetahui tentang kesulitan yang dihadapi oleh anak didik
Terjadinya kontak sosial edukatif tergantung pada bagaimana kondisi kinerja sistem sekolah. Jika elemen sistem sekolah dapat berjalan dan berfungsi dengan baik secara optimal, kontak sosial anak didikpun akan memungkinkan tumbuh dan berkembang dalam suatu proses pembentukan iklim edukatif bgi anak didik.









                                                          BAB III
        PENUTUP

3.1 SIMPULAN
 Kesimpulan dari rumusan masalah 2.1 yaitu kontak sosial anak didik yaitu:
             Dalam suatu hubungan kontak sosial akan terjadi proses sosial, yang dimaksud dengan proses sosial adalah terjadinya hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Proses hubungan terebut berupa hubungn iteraksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Disamping itu terdapat beberapa faktor psikologik dalam suatu interaksi sosial, antara lain :
5.      Faktor imitasi adalah dorongan untu meniru orang lain
6.      Faktor sugesti adalah dorongan bagi seseorang untuk melakukan atau bersikap seperti yang diharapkan oleh pemberi sugesti.
7.      Faktor identifikasi adalah faktor yang mendorong untuk menjadi identik dengan orang lain.
8.      Faktor simpati adalah faktor perasaan rasa tertarik kepada orang lain.
Dalam hubungan antara tenaga pendidik dengan anak didik harus di tumbuhkan suatu interaksi yang positif, sehingga menghilangkan perasaan benci pada diri peserta didik

Kesimpulan dari rumusan masalah 2.2 yaitu jenis kontak sosial yaitu:
Jenis dari kontak sosial terdiri atas tiga macam yaitu:  
1.       Kontak sosial di keluarga , yang didalamnya terdapat ayah, ibu, dan anak yang masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, dan di dalamnya terjadinya suatu interaksi satu sama lain
2.      Kontak sosial  sekolah, yang merupakan lembaga pendidikan formal , terdiri dari guru(pendidik) dan murid-murid(anak didik), yang didalamnya terdapat interaksi antara pendidik dengan anak didik, begitu juga sebaliknya
3.      Kontak sosial  masyarakat. Masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia dan merupakan lapangan pendidikan yang luasdan meluas, yaitu ada hubungan antara dua orang atau lebih tak terbatas
Terjadinya kontak sosial edukatif tergantung pada bagaimana kondisi kinerja sistem sekolah. Jika elemen sistem sekolah dapat berjalan dan berfungsi dengan baik secara optimal, kontak sosial anak didikpun akan memungkinkan tumbuh dan berkembang dalam suatu proses pembentukan iklim edukatif bgi anak didik.


  






2 komentar: